1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaIndonesia

Kurangi Potensi Banjir, BMKG Rekomendasi TMC di Sumbar

13 Mei 2024

BMKG meminta pihak berwenang untuk segera melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna mengurangi potensi kebencanaan di Sumatra Barat. Menurut BNPB, puluhan orang tewas akibat banjir yang melanda wilayah tersebut.

https://p.dw.com/p/4flkb
Banjir bandang lahar dingin di Sumatra Barat
Banjir bandang lahar dingin di Sumatra BaratFoto: REGIONAL DISASTER MANAGEMENT AGENCY (BPBD)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekomendasikan untuk segera dilakukan teknologi modifikasi cuaca(TMC) di Sumatra Barat (Sumbar). Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi potensi hujan deras dan kebencanaan di wilayah Sumatra Barat.

"Berdasarkan hasil analisa dan kondisi yang terjadi di Sumatra Barat saat ini, rekomendasi kami memohon kepada pihak berwenang untuk segera melakukan TMC," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dilansir Antara, Minggu (12/5/2024).

Modifikasi cuaca dengan cara menabur zat NaCl atau garam ke langit menggunakan pesawat, merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan potensi awan penghujan. Upaya tersebut perlu juga diterapkan di Sumatra Barat yang berdasarkan hasil analisa cuaca diprakirakan hingga 22 Mei 2024 berpotensi diguyur hujan intensitas sedang hingga sangat deras.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Kondisi cuaca tersebut sebelumnya telah terdeteksi oleh BMKG sejak 8 Mei 2024. Bahkan menurut dia, puncaknya telah memicu bencana banjir disertai tanah longsor dengan dampak kerusakan parah di Kabupaten Agam, Tanah Datar dan Kota Padang Panjang, pada Sabtu (11/5) malam.

Dari hasil analisa BMKG mendapati fenomena Sirkulasi Sinklonik atau pembentukan awan dan belokan angin lokal di Sumatra Barat turut berkontribusi derasnya intensitas hujan hingga mencapai lebih dari 300 mm di wilayah itu.

"Dengan demikian TMC diharapkan tidak semakin memperluas jangkauan dan memperparah dampak bencana sekaligus menunjang kelancaran upaya penanggulangan dampak bencana yang sedang dilangsungkan saat ini," kata mantan rektor Universitas Gadjah Mada ini.

Di sisi lain, BMKG akan melaporkan prakiraan kondisi cuaca kepada masyarakat setiap hari. Diharapkan masyarakat terhindar dari bahaya bencana dalam rentang waktu tiga jam sebelum kejadian akan berlangsung, ataupun hingga 10 harian ke depan.

Puluhan orang meninggal dunia

BNPB mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjirbandang lahar dingin di Sumatra Barat mencapai 37 orang. Bencana ini terjadi pada Sabtu (11/5) malam.

Empat kabupaten terdampak cukup parah akibat kejadian ini antara lain Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman.

"Hingga Minggu (12/5) pukul 21.00 WIB tercatat total korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 37 orang," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Senin (13/5/2024).

Sebanyak 35 jenazah berhasil diidentifikasi dengan rincian di Kabupaten Agam 19 orang, Kabupaten Tanah Datar sembilan orang, Kabupaten Padang Panjang dua orang, Kabupaten Padang Pariaman tujuh orang. Dua jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi.

BNPB menyebut perubahan jumlah korban disebabkan dinamika laporan dari masyarakat yang kemudian disesuaikan dengan catatan korban ditemukan, dan yang masih dalam pencarian oleh Basarnas dan TNI-POLRI.

Abdul mengatakan sementara upaya pencarian dan pertolongan dihentikan pada Minggu malam. Sebab di lokasi terdampak kurang penerangan dan adanya peringatan akan peningkatan getaran hujan di wilayah hulu.

Hingga Minggu malam (12/05), jumlah orang yang dilaporkan hilang sebanyak 17 orang. Sebanyak 14 orang hilang dari Kabupaten Tanah Datar dan tiga lainnya dari Kabupaten Agam. Upaya pencarian dan pertolongan akan dilanjutkan kembali pada esok hari.

Hingga Minggu (12/05) pukul 21.00 WIB tercatat total korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 37 orang
Hingga Minggu (12/05) pukul 21.00 WIB tercatat total korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 37 orangFoto: REGIONAL DISASTER MANAGEMENT AGENCY (BPBD)

Peningkatan getaran hujan

Pos Pengamatan Gunung Marapi mencatat peningkatan getaran hujan di Stasiun Batu Palano sejak Minggu (12/5) pukul 20.35 WIB.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi agar selalu waspada akan potensi risiko bahaya susulan. Warga diharap melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman. (gtp/gtp)

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

BNPB: 37 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang Lahar Dingin di Sumbar

BMKG Mohon Ada Modifikasi Cuaca untuk Kurangi Potensi Banjir di Sumbar