1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Banjir Meluas Ke Wilayah Tengah dan Selatan

5 Agustus 2010

Banjir di sepanjang daerah aliran sungai Indus juga mencapai wilayah tengah dan selatan Pakistan.Bala bantuan seringkali datangnya terlambat atau malah tidak datang sama sekali.

https://p.dw.com/p/OdFo
Air menggenangi Sanawan dekat Multan di wilayah tengah Pakistan, Kamis (05/08).
Air menggenangi Sanawan dekat Multan di wilayah tengah Pakistan, Kamis (05/08).Foto: AP

Puluhan ribu warga mengungsi dan meninggalkan tempat tinggalnya dengan sisa tenaga mereka. Banyak dari mereka terlihat menggendong anak-anak atau memanggul orang tuanya. Saat ini banjir di Pakistan juga meluas ke provinsi Punjab di wilayah tengah dan provinsi Sindh di Pakistan selatan. Sekitar empat juta warga Pakistan kini terkena dampak bencana banjir bandang, terutama di sepanjang daerah aliran sungai Indus. Menurut keterangan resmi hari Kamis (05/08), lebih dari 1.600 orang meninggal dunia akibat banjir tersebut.

Permukaan Sungai Indus Terus Naik

Diperkirakan setengah juta warga sudah dievakuasi dari dataran rendah di wilayah selatan dan tenggara Pakistan. Sementara ratusan desa berikutnya terancam banjir, demikian dinyatakan pemerintah provinsi Sindh. Lahan luas pertanian saat ini sudah terendam air. Militer sudah mengerahkan bala bantuan dengan 450 perahu karet dan 40 helikopter. Jalanan yang hancur dan jembatan yang putus mengakibatkan terputusnya akses menuju berbagai wilayah.

Sebuah desa terendam banjir di Kot Addu, Pakistan, Rabu (04/08).
Sebuah desa terendam banjir di Kot Addu, Pakistan, Rabu (04/08).Foto: AP

Dalam sebuah konferensi lewat telepon dengan Jenewa, kepala satuan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa Manuel Bessler melaporkan bahwa banyak wilayah yang hanya bisa dicapai dengan transportasi udara. Barang bantuan dari luar negeri tidak jarang memerlukan waktu lebih lama untuk bisa mencapai wilayah bencana. Program Pangan Dunia PBB, WFP, memulai jembatan udara berikutnya dengan helikopter di wilayah lembah Swat yang mengalami kerusakan hebat.

Kepada Deutsche Welle, juru bicara Komisi Palang Merah Internasional Michael O'Brien mengatakan, "Dalam situasi saat ini, saya pikir sangat sulit untuk mengetahui daerah mana yang memerlukan bantuan. Banjir minggu lalu telah merusakkan semua infrastruktur dan sangat tidak mungkin untuk mencapai lokasi bencana."

Di tengah kekacauan karena korban yang terkena dampak banjir sangat banyak, pemerintah di Islamabad dan aparat berwenang dihujani kritik tajam. Panglima komando provinsi Punjab, Jenderal Nadir Zeb, membela diri dengan mengatakan, banyak korban tidak menghiraukan peringatan sebelum terjadinya banjir. Warga baru menyadari bahwa mereka dalam bahaya ketika air sudah mencapai desa dan kota.

Pemerintah dan Presiden Jadi Sasaran Kritik

Banyak yang mengeluh karena pemerintah tidak mengirimkan bantuan. Padahal Perdana Menteri Pakistan Yousouf Raza Gilani sebelumnya menyatakan bahwa barang bantuan tersedia dalam jumlah yang cukup. Presiden Pakistan Asif Ali Zardari yang saat ini sedang berkunjung di Eropa juga dihujani kritik, demikian halnya pejabat tinggi Pakistan lainnya. Mereka dinilai kurang bertanggung jawab dan terlibat dalam penanganan banjir. Sebuah surat kabar menulis, rakyat Pakistan saat ini memerlukan dukungan dan perasaan bahwa "pemimpinnya mempedulikan mereka".

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari
Presiden Pakistan Asif Ali ZardariFoto: AP

Penasihat Zardari, Farahnaz Ispahani, mengatakan bahwa setelah perubahan konstitusi, banyak kewenangan seorang presiden Pakistan dialihkan kepada perdana menteri, sedangkan presiden hanya mengemban tugas sebagai wakil negara. Hari Kamis (05/08), Zardari bertemu dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk membicarakan masa depan Pakistan. 


Siegfried Scheithauer/rtr/ap/afp/Luky Setyarini

Editor: Marjory Linardy