020410 Israel Hamas
3 April 2010Mantan pemimpin pemerintah Hamas, Ismail Hanija mengecam keras serangan udara yang dilancarkan Israel tengah malam menjelang Jumat (2/4) terhadap target-target di Jalur Gaza. Jumat siang Hanija menyerukan masyarakat internasional agar segera bertindak untuk mengakhiri serangan Israel. Dalam kesempatan itu Hanija sekaligus mengisyaratkan kepentingan Hamas meneruskan gencatan senjata dengan Israel. Disebutkan bahwa Hamas telah menghubungi kelompok Palestina lainnya dan secara intern disepakati sebuah solusi yang melindungi rakyat serta memperkuat persatuan Palestina. Demikian Hanija.
Sesaat menjelang tengah malam pesawat dan helikopter tempur Israel menyerang sejumlah target di utara, tengah dan selatan kawasan otonomi Palestina di Jalur Gaza. Juru bicara militer Israel melaporkan, bahwa serangan tersebut merupakan balasan atas serangan rudal Kassem yang dilancarkan Hamas Kamis malam (1/4) terhadap lapangan terbuka yang terletak di antara Kibbutz Yad Mordechai dan kota Ashkelon. Namun tidak ada laporan adanya korban tewas maupun terluka dan tidak terjadi kerusakan. Kemudian juru bicara itu melanjutkan, dua gedung yang diduga sebagai pabrik dan gedung senjata berhasil dihancurkan.
Berdasarkan saksi mata dan keterangan Hamas, sebuah rudal darat Israel meledak di sebuah pabrik keju di Gaza City. Pabrik tersebut hancur dan tiga anak mengalami luka-luka akibat serpihan kaca.
Sedangkan militer Israel menduga bahwa kelompok militan Palestina menyimpan senjata atau bahkan memproduksi senjata di pabrik keju tersebut. Dilaporkan, setidaknya dua tentara Israel tewas dalam baku tembak yang dilancarkan militan Palestina di Jalur Gaza Jumat pekan lalu (26/3). Berdasarkan laporan harian Israel „Ma'ariv“, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuntut pemimpin politik kelompok Hamas, Khaled Mashal untuk menghentikan serangan rudalnya terhadap Israel. Sementara Mashal mengatakan kepada Lavrov, organisasinya akan bertindak agar situasinya tidak meningkat dan serangan rudal dari kawasan Gaza dihentikan.
Clemens Verenkotte / Andriani Nangoy
Editor: Ziphora Robina