1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiEropa

Bagaimana Kota Sevilla Memitigasi Suhu Panas Ekstrem

Stefanie Müller
12 Desember 2024

Pariwisata adalah salah satu sumber pendapatan terbesar di selatan Spanyol. Namun, krisis iklim menyuburkan cuaca ekstrem justru pada musim liburan. Solusinya sedang dikerjakan di kota Sevilla

https://p.dw.com/p/4o0yA
Kota Sevilla di Spanyol
Kota Sevilla di SpanyolFoto: Stefanie Claudia Müller/DW

Wakil wali kota Alcalá de Guadaíra, Jesús Mora, kesulitan menjaring wisatawan untuk mau datang ke kampung halamannya.

Kota berpenduduk 75.000 jiwa di selatan Spanyol itu memang dihiasi sebuah kastil tua dan tembok kota yang megah, tapi juga bertabur menara-menara beton yang memenuhi wajah kota.

"Diperkirakan akan banyak wisatawan yang datang ke sini di masa depan, juga berkat dana Uni Eropa,” kata dia kepada DW. Dana tersebut merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi yang diluncurkan selama pandemi virus corona tahun 2021.

Namun, Alcalá de Guadaíra hingga kini belum memiliki sambungan transportasi publik langsung ke ibu kota provinsi Seville, yang berjarak sekitar 15 kilometer. Sebab itu, menjaring wisatawan merupakan upaya yang sulit.

Terpanggang di musim liburan

Terlebih, temperatur udara di selatan Spanyol yang berbatasan dengan Afrika bisa mencapai level ekstrem antara bulan Juni hingga September. Repotnya, gelombang panas kian marak di saat musim liburan di Eropa Utara, ketika sekelompok besar wisatawan berkocek tebal ramai-ramai berpergian ke selatan.

Saat ini, suhu di selatan Spanyol tidak jarang melampaui 45 derajat Celcius. Selama bulan-bulan panas, warga menghadapi kekeringan dan kelangkaan air bersih.

Angin tropis, badai gurun, banjir, kebakaran hutan, dan fluktuasi suhu yang ekstrem sudah menjadi normalitas di Spanyol. Antara akhir Oktober dan awal November 2024, sebanyak 222 orang tewas akibat banjir di Valencia dan Albacete.

Perlindungan terhadap banjir

Sebaliknya Seville, yang merupakan ibu kota wilayah Andalusia, terhindar dari bencana banjir, karena "kota telah mengambil tindakan pencegahan sejak bertahun-tahun yang lalu agar hujan deras dapat mengalir ke sistem spons bawah tanah,” kata Rafael Miranda Ferrer kepada DW.

Reboisasi untuk Pertahankan Kelangsungan Hidup Santiago

Arsiteknya adalah direktur umum pengembang real estate Caralca. Perusahaannya adalah salah satu penerima manfaat dari berbagai dana UE yang dimaksudkan untuk menjadikan Seville netral iklim pada tahun 2030.

Karena maraknya banjir besar di masa lalu, pekerjaan dimulai 20 tahun yang lalu untuk mengendalikan ketinggian air di satu-satunya sungai yang dapat dilayari di Spanyol, Guadalquivir. Proyek ini pun dibiayai dengan dana Uni Eropa.

Bahkan sekarang, ketika Spanyol tidak punya banyak waktu tersisa untuk memperbaiki dosa pembangunan di masa lalu, dana untuk melakukan perubahan datang dari UE. Program 100 kota UE untuk kota-kota netral iklim alias NetZeroCities yang melibatkan Seville, misalnya, ikut mendanai pembangunan.

Sasaran: kota-kota netral iklim

Model transformasi yang ingin dijalankan berprinsip rumah pasif. Pusat kota harus didinginkan, termasuk melalui lebih banyak air mancur dan lebih banyak pepohonan. Di pusat kota Seville, air sudah ditampung di bak penampungan hujan bawah tanah.

Provinsi Seville ingin berinvestasi sekitar 1,7 miliar euro pada tahun 2030 untuk renovasi dan perluasan infrastruktur yang berkontribusi terhadap netralitas iklim.

Hal ini juga mencakup perluasan kota Seville yang ramah lingkungan dan berorientasi sosial ke selatan, karena kehidupan di pusat kota beton menjadi semakin sulit dan semakin mahal akibat ledakan pariwisata.

Jumlah total partisipasi UE dalam banyak proyek konstruksi di tahun-tahun mendatang belum diketahui oleh pengelola "Sevilla One City”. Hal ini terjadi, kata Miranda Ferrer, karena setiap rencana harus diperiksa secara cermat dan dibiayai bersama sebelum Brussel mengucurkan uang.

Dalam beberapa dekade terakhir, praktik korupsi di Andalusia meningkat, dan kebanyakan melibatkan perusahaan real estat, bank tabungan, dan otoritas bangunan. Mahkamah Agung Andalusia, TSJA, melakukan penilaian ini dalam statistik peradilan tahunannya.

Banyak kasus pengadilan yang masih berlangsung. Mengingat tantangan iklim, Andalusia ingin menjanjikan awal yang baru.

Pertumbuhan melalui dana UE

Isu mobilitas juga dianggap penting di Seville, di mana kemacetan dan pencemaran udara menjadi masalah lama. "Itulah mengapa kami saat ini memperluas jejaring metro dan transportasi lokal,” jelas Miranda Ferrer.

Kota-kota seperti Madrid, Barcelona, ​​​​alencia, Valladolid, Vitoria-Gasteiz, dan Zaragoza memiliki masalah serupa, meski tidak dengan perubahan suhu yang ekstrem. Kota-kota ini juga telah menjadi bagian dari program NetZeroCities UE sejak tahun 2022.

Perekonomian Spanyol tumbuh sebesar 2,5 persen tahun lalu, jauh lebih cepat dibandingkan negara-negara Uni Eropa lainnya. Program UE untuk kota-kota netral iklim sangat penting bagi Spanyol, karena negara ini sangat menderita akibat eksodus pedesaan dan kemacetan perkotaan.

Menyulap Kawasan Urban Jadi Lebih Ramah Kehidupan

Mediterania sarat kerugian

Apakah upaya menumbuhkan ekonomi di tengah desertifikasi akan berhasil masih dipertanyakan. "Prospek di wilayah selatan Spanyol sangat dramatis,” kata ahli biologi kelautan Spanyol Antonio Turiel kepada DW.

Dia telah meneliti perubahan iklim di Mediterania selama bertahun-tahun di Institut CSIC milik negara. "Kita harus bergegas jika ingin mengubah apa pun,” katanya.

Sebagian besar pesisir Spanyol terletak di Mediterania. Namun wilayah Mediterania memanas lebih cepat dibandingkan rata-rata global, dan permukaan air laut meningkat lebih cepat dibandingkan wilayah lautan.

Hal ini terungkap dari laporan "Mediterranean Assessment Report” yang diterbitkan oleh jaringan sains MedECC.

"Andalusia menjadi gurun”

Suhu rata-rata di Atlantik juga 1,1 derajat di atas rata-rata jangka panjang, sebagaimana ditentukan oleh kelompok kerja oseanografi di British University of Reading.

"Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya fenomena cuaca tropis,” kata konsultan pertanian dan ekologi asal Spanyol, Markos Gamboa, kepada DW. "Banjir dahsyat tahun ini adalah konsekuensi dari kebijakan pemukiman dan pertanian yang salah di pantai serta tingginya suhu pada musim panas ini.”

Peta yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Spanyol MITECO di situsnya menunjukkan sebagian besar wilayah Spanyol kering atau sangat kering, kondisi yang tidak baik untuk pertanian. Meskipun demikian, buah zaitun, beri, dan buah jeruk masih ditanam di sekitar Seville.

"Andalusia akan semakin menjadi gurun dalam beberapa dekade mendatang dan kita tidak memiliki air untuk irigasi buatan,” Gamboa memperingatkan.

Kesimpulannya: Spanyol harus mengurangi pertaniannya yang fokus pada ekspor, dan secepat mungkin. Namun, tidak ada yang membicarakan hal ini di Spanyol.

rzn/

Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman