Asosiasi Masjid Tuntut Twitter Blokir Geert Wilders
6 November 2018Geert Wilders, pemimpin Partai Kebebasan Belanda PVV, yang hanya punya satu anggota, yaitu dirinya sendiri, memang sering memancing kontroversi dengan pernyataan anti-Islam dan merendahkan kelompok imigran.
Federasi Kebudayaan Islam Turki TICF sekarang mengirim permintaan resmi ke pengelola media sosial Twitter dan menuntut agar akun Geert Wilders yang memuat hasutan kebencian (hate speech) segera diblokir.
TICF, yang mewakili 144 masjid Turki di Belanda, mengatakan beberapa tweet politisi anti Islam itu telah melanggar tata cara platform media sosial itu sendiri serta undang-undang di beberapa negara, termasuk Tunisia, Pakistan, Maroko, dan Indonesia.
"Twitter menyediakan panggung bagi Wilders untuk menyebarkan kebenciannya ke seluruh dunia," kata Ejder Kose, pengacara TICF dan menambahkan: "Tidak hanya Wilders, tetapi juga Twitter, dapat dihukum di negara-negara itu."
Kemungkinan tindakan hukum
Dalam suratnya kepada Twitter, TICF mengatakan bahwa menuntut "blokir permanen" untuk Geert Wilders ... karena "publikasi yang berkelanjutan di akun Twitternya dengan pesan, gambar dan konten lain yang merupakan tampilan perilaku kebencian."
TICF mengatakan akan menempuh jalur hukum jika jaringan media sosial itu gagal memberi tanggapan dalam waktu tiga minggu.
"Maju ke pengadilan adalah hal terakhir yang ingin kami lakukan. Tetapi jika kami harus melakukannya, kami akan melakukannya," kata Kose.
Tweet kasar
Dalam sebuah tweet pada bulan September 2017, Wilders menyebut Nabi Muhammad sebagai "pedofil, pembunuh massal, teroris dan orang gila."
Politisi kontroversial itu juga berusaha menggelar kompetisi kartun Nabi Muhammad, namun membatalkannya setelah ada aksi protes dari kelompok Islam di berbagai negara.
Geert Wilders hari Senin (05/11) menolak tuntutan pemblokiran akunnya di Twitter dan menyebut tuntutan itu sebuah "kegilaan."
hp/ts (afp, efe)