Minyak Sawit Dapat Mendorong Penyebaran Kanker
18 November 2021Kecurigaan yang sebelumnya beredar tentang minyak sawit kini seolah terkonfirmasi. Para peneliti dari Institute for Research in Biomedizine (IRB) di Barcelona, Spanyol, menemukan bahwa molekul lemak yang terkandung dalam minyak sawit, yakni asam palmitat, dapat mengubah genom sel kanker dan meningkatkan kemungkinan penyebarannya.
Metastasis kanker hingga saat ini masih menjadi penyebab utama kematian pada pasien kanker. Sebagian besar pasien kanker metastasis memang dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan. Diperkirakan bahwa metastasis bertanggung jawab atas 90% dari semua kematian akibat kanker, atau sekitar 9 juta kematian per tahun di seluruh dunia.
Menurut hasil penelitian yang baru diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature, uji asam palmitat minyak sawit pada tikus meningkatkan metastasis pada kanker mulut dan kanker kulit melanoma. Asam lemak lain seperti asam oleat (yang berlimpah dalam minyak zaitun) dan asam linoleat (dalam biji rami) tidak memiliki efek yang sama.
Penanda memori yang bisa mengubah sel
Para penulis penelitian tersebut juga mengidentifikasi beberapa penanda "memori" yang tersisa di sel tumor. Penanda ini memodifikasi sel sehingga dapat mempertahankan kemampuan lebih besar untuk bermetastasis beberapa bulan setelah terpapar asam palmitat.
Namun, tidak hanya asam palmitat yang terkandung dalam minyak kelapa sawit yang tampaknya mendorong penyebaran kanker. Tahun 2016, para peneliti dari Barcelona telah menemukan bahwa sel tumor yang bermetastasis juga dilengkapi dengan reseptor yang peka terhadap lemak.
Protein CD36 memasok sel-sel kanker dengan makanan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup jauh dari tumor yang sebenarnya. Efek CD36 ini telah dibuktikan pada kanker ovarium, kandung kemih dan paru-paru.
Harapan untuk kembangkan terapi kanker
Menurut dr. Helen Rippon, direktur eksekutif Worldwide Cancer Research, hasil penelitian terbaru ini adalah "terobosan besar dalam pemahaman kita tentang hubungan antara diet dan kanker. Dan, mungkin yang lebih penting, bagaimana kita dapat menggunakan pengetahuan itu untuk mengembangkan pengobatan baru melawan kanker."
Profesor Salvador Aznar-Benitah, dari IRB Barcelona yang juga penulis utama studi tersebut, mengatakan bahwa mengacu pada studi klinis pertama yang direncanakan untuk dimulai dalam beberapa tahun ke depan: "Saya pikir terlalu dini untuk bisa tentukan jenis diet apa yang mungkin dijalani pasien kanker metastatik untuk memperlambat proses metastasis," ujarnya.
"Namun, berdasarkan hasil (penelitian) kami, orang mungkin berpikir bahwa diet rendah asam palmitat dapat memperlambat proses metastasis, tetapi ini masih perlu penelitian lebih lanjut. "
Menimbang mudarat minyak sawit
Minyak sawit telah lama diduga ikut terlibat dalam perkembangan sejumlah penyakit seperti diabetes, penyakit pembuluh darah, dan kanker. Ini disebabkan oleh tingginya proporsi asam lemak jenuh. Selain itu, zat karsinogenik bisa timbul selama pemrosesan industrinya.
Jika minyak sawit dipanaskan terlalu tinggi, ester asam lemak 3-MCPD dan ester asam lemak glisidol akan terbentuk. Bahan-bahan ini oleh lembaga penilaian risiko di Jerman yakni Bundesinstitut für Risikobewertung (BfR) diklasifikasikan sebagai karsinogenik.
Tapi minyak sawit masih terkandung dalam banyak produk, mulai dari pasta coklat, coklat, hingga praline. Selain itu minyak ini juga terkandung dalam keripik dan coklat batangan, biskuit, margarin, makanan bayi dan makanan siap saji. Ada juga minyak sawit dalam deterjen dan kosmetik, sabun dan lilin, karena minyak sawit jauh lebih murah daripada minyak bunga matahari atau minyak rapa.
Jika ingin bebas minyak sawit, Anda dapat dengan mudah menemukan produk alternatif yang tidak mengandung minyak sawit. Langkah ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga melindungi lingkungan karena hutan hujan tropis sering ditebang untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit.
ae/yf