AS Lolos dari Kebangkrutan
2 Agustus 2011Senat Amerika Serikat sebelumnya telah menyetujui undang-undang yang mencegah kebangkrutan negara dan pemotongan triliunan Dolar dalam bentuk anggaran belanja negara. Dalam pemungutan suara di Senat 74 menyatakan mendukung, sementara 26 senator menolak rancangan.
Amerika untuk sementara bisa bernafas lega dan lolos dari ancaman kebangkrutan. Presiden Obama diharapkan kini fokus dalam upaya mengatasi angka pengangguran tertinggi sepanjang sejarah negeri Paman Sam, yakni 9,2 persen. Undang-undang tersebut mengangkat plafon utang Washington dari 14,3 triliun Dolar menjadi 16,7 triliun Dolar. Sementara anggaran belanja negara dipotong sedikitnya 2,1 triliun dalam jangka waktu 10 tahun. Sementara Partai Demokrat masih geram akan penolakan Republik atas tawaran Obama untuk meningkatkan pajak bagi warga kelas atas serta korporasi-korporasi Amerika.
Dalam pernyataannya di Gedung Putih, Obama menilai bahwa UU hanya menjadi langkah pertama dalam menghidupkan kembali perekonomian Amerika. Obama menyatakan masih akan memperjuangkan kenaikan pajak bagi kelas atas untuk mengurangi defisit anggaran. Ia juga mendesak Kongres untuk meloloskan UU perdagangan yang sudah lama tertunda serta perpanjangan tunjangan pengangguran.
Partai Republik yang sebelumnya alot dalam negosiasi dengan Demokrat untuk menyetujui UU, menjanjikan pemotongan anggaran akan menciptakan lapangan kerja. Namun seorang ekonom Wall Street justru mengingatkan rencana penghematan akan semakin menyeret pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang saat ini sudah tersendat-sendat. Apalagi paket stimulus pemerintah lama-lama habis. Kalangan ekonom dari JPMorgan Chase memprediksi pertumbuhan ekonomi Amerika tahun depan akan berkurang sekitar 1,5 persen.
Lembaga pemeringkat kredit Fitch menyatakan akan mempertahankan peringkat kredit AAA bagi Amerika Serikat setelah kesepakatan Kongres tercapai di menit-menit terakhir. Meski Fitch akan terus memonitor profil defisit jangka panjang Amerika, terutama menyangkut level utang yang mencapai 100 persen produk domestik bruto di akhir tahun 2012 dan diprediksi akan terus naik.
Surat kabar China Daily yang terbit di Beijing menilai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang Amerika tentu mendatangkan kelegaan bagi Cina, namun penurunan peringkat kredit masih mungkin terjadi jika Washington gagal menemukan solusi jangka panjang yang berimbang untuk mengatasi masalah utang. Harian Global Times menulis bahwa terlalu dini untuk bergembira atas kesepakatan di Washington, karena menaikkan plafon utang berarti Washington semakin menimbun diri dengan tumpukan utang. Ini bukanlah langkah yang bijak. Gali lubang tutup lubang sama saja dengan Amerika tenggelam dalam pasir hisap. Komentar yang cukup pedas mengingat Cina adalah kreditor terbesar Washington.
afp/rtr/Carissa Paramita
Editor: Andy Budiman