AS Ancam Perketat Sanksi buat Rusia
11 April 2014Pemerintah Amerika Serikat mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia jika Moskow bersikeras menghentikan pasokan gas buat Ukraina. Presiden Barack Obama mendesak agar dunia internasional "mempersiapkan pengetatan sanksi," tulis Gedung Putih usai pembicaraan telepon antara Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Aksi pendudukan terhadap gedung-gedung pemerintahan di timur dan selatan Ukraina menurut Obama adalah "kampanye sabotase yang terorganisir," untuk menggoyang situasi di negara tersebut. Diduga aksi itu terjadi "dengan bantuan Moskow," tulis Gedung Putih.
Pemerintah Kiev mengultimatum aktivis pro Rusia agar mengakhiri pendudukan di Luhansk, Donezk dan Charkiv hingga Jumat pagi (11/4). Sebagai balasannya pemerintah berjanji akan membebaskan para demonstran dari jerat hukum. Namun peringatan tersebut tidak berbekas. Kamis sore (10/4) para aktivis memperkuat barikade dengan kawat duri dan kantung pasir.
Energi sebagai Senjata Politik
Dalam pembicaraan telepon Merkel dan Obama meminta Presiden Rusia Vladimir Putin agar menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina. Seorang jurubicara pemerintah di Berlin mengabarkan, dalam pembicaraan tersebut, kedua kepala negara juga membahas rencana pertemuan antara Rusia, Ukraina, AS dan Uni Eropa di Jenewa.
Putin sempat mengancam akan menghentikan pasokan gas kepada Ukraina. Dalam surat yang ditujukan kepada 18 negara anggota Uni Eropa ia mewanti-wanti, langkah tersebut juga akan mengganggu kelancaran pengiriman gas kepada UE.
Kementrian Luar Negeri AS sontak mengecam, "Rusia berusaha menggunakan energi untuk sebagai tekanan politik." Washington berjanji akan membantu Kiev secara finansial.
Bantuan Finansial buat Ukraina
Paket bantuan keuangan juga menjadi agenda utama dalam pertemuan menteri keuangan dan direktur bank sentral G7 di Washington. Menkeu AS, Jacob Lew mengancam pihaknya akan menjatuhkan "sanksi tambahan," jika Moskow terus "mendorong eskalasi" konflik di Ukraina.
Kamis depan juru runding Rusia, Ukraina, AS dan Uni Eropa akan bertemu di Jenewa untuk mencari jalan keluar dari krisis di Ukraina. Moskow diyakini ingin membawa Ukraina ke arah negara federasi dengan perluasan hak buat minoritas etnis Rusia.
Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov juga mendesak agar perwakilan wilayah timur dan selatan Ukraina ikut diundang dalam pertemuan di Jenewa. Permintaan itu selama ini ditolak oleh pemerintah Kiev.
rzn/ab (rtr,ap)