AS Ajukan 6 Perwira Intelijen Militer Rusia ke Pengadilan
20 Oktober 2020
Enam perwira Rusia, yang diduga bekerja untuk badan intelijen militer Rusia, didakwa atas serangan siber terhadap berbagai sasaran politik, keuangan dan olahraga, demikian menurut berkas dakwaan Departemen Kehakiman AS yang dirilis hari Senin (19/10).
Para peretas, yang berusia antara 27 sampai 35 tahun dan semuanya saat ini anggota atau mantan anggota Direktorat Intelijen Utama Rusia GRU, didakwa Departemen Kehakiman AS melakukan serangan peretasan terhadap jaringan listrik Ukraina, menarget pemilihan presiden Prancis 2017 dan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018.
Selain itu, mereka diduga membidik penyelidikan terhadap peracunan mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya dengan agen saraf Novichok. Mereka juga dituduh melakukan serangan siber di outlet media dan parlemen di Georgia, di wilayah Kaukasus. Mereka sekarang menjadi buron FBI.
Serangan komputer tersebut menggunakan "beberapa malware paling merusak di dunia hingga saat ini," termasuk malware NotPetya pada tahun 2017, yang menyebabkan kerugian hampir USD 1 miliar pada tiga korban peretasan yang diidentifikasi dalam surat dakwaan, yaitu penyedia layanan kesehatan AS, anak perusahaan FedEx Corporation, dan "produsen farmasi AS yang besar".
Para peretas juga diperkirakan telah menggunakan KillDisk dan Industroyer, dua malware yang menyebabkan pemadaman listrik dalam skala luas di Ukraina.
Rusia bantah terlibat serangan siber
Para terdakwa menghadapi tujuh dakwaan: persekongkolan untuk melakukan penipuan dan penyalahgunaan komputer, persekongkolan untuk melakukan tindakan penipuan internet, merusak komputer yang dilindungi, dan pencurian identitas.
"Biro Investigasi Federal FBI telah berulang kali memperingatkan bahwa Rusia adalah musuh dunia maya yang berkemampuan tinggi, dan informasi yang terungkap dalam dakwaan ini menggambarkan betapa seriusnya aktivitas dunia maya Rusia menyusup dan merusak," kata Wakil Direktur FBI David Bowdich.
Dia menambahkan, pengusutan dan pengajuan dakwaan tersebut memperlihatkan kemampuan dan kapasitas FBI.
Rusia menolak dakwaan AS dan menyebut tuduhan itu "tidak terbukti," kata media Rusia RIA Novosti dalam sebuah laporan, mengutip sumber di Kementerian Luar Negeri Rusia.
Surat dakwaan tidak memuat dakwaan sehubungan dengan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden di AS, meskipun para perwira adalah bagian dari unit intelijen militer yang sama yang menurut kejaksaan AS terlibat dalam peretasan akun email Partai Demokrat AS tahun 2016.
Bulan Juli lalu, badan keamanan siber di Inggris, AS, dan Kanada menuduh jaringan peretas yang didukung Rusia teah mencoba mencuri informasi tentang penelitian vaksin virus corona dari berbagai institusi akademis dan industri farmasi.
hp/as(afp, ap)