Annan Tinjau Libanon Selatan
30 Agustus 2006Dengan menggunakan helikopter Kofi Annan bertolak dari Beirut ke Libanon Selatan. Di Nakura, beberapa kilometer di utara perbatasan Libanon Israel saat ini merupakan markas besar pasukan PBB UNIFIL. Dalam penerbangan singkatnya Annan dapat melihat kondisi kawasan yang rusak parah akibat perang antara Israel dan Hisbullah yang telah berlangsung satu bulan lebih. Di kawasan tersebut dalam waktu dekat 15 ribu pasukan PBB akan ditugaskan, untuk melaksanakan gencatan senjata jangka panjang bersama-sama dengan tentara Libanon yang juga berjumlah sekitar 15 ribu.
Tanpa perwujudan resolusi PBB1701 kemungkinan peperangan pecah kembali sangat besar. Demikian diingatkan Annan kepada mitra rundingnya dari Libanon. Sejak awal kunjungan 11 harinya di Timur Tengah, terasa jelas tekanan waktu yang dilakukan Sekretaris Jenderal PBB tersebut. Akhir pekan ini Annan sudah ingin melihat 3000 sampai 4000 tentara PBB di Libanon Selatan. Ia terutama mengandalkan Uni Eropa, yang menurut pernyataannya di Beirut akan menempatkan seluruhnya 9 ribu tentara untuk pasukan perdamaian. Bersamaan dengan itu Annan menjabarkan dengan jelas batasan penempatan dan tugas mereka
Annan: „Resolusi menyebutkan bahwa di Libanon Selatan tidak diijinkan ada senjata lainnya selain senjata dari tentara Libanon dan pasukan perdamaian internasional.“
Menurut Annan, jika sampai terjadi penggunaan senjata untuk melawan tentara PBB, maka pasukan PBB terpaksa harus bertindak.
Annan: „Tapi mereka tidak akan menyusuri setiap rumah untuk mencari senjata.“
Itu bukan tugas mereka. Demikian dikatakan Kofi Annan, yang secara jelasnya:
Pejuang bersenjata Hisbullah tidak boleh ada lagi di Libanon Selatan, tapi sebenarnya pelaksanaan hal itu adalah tugas pemerintah dan rakyat Libanon. Dimana haruslah tercipta persatuan di Libanon.
Hal yang tidak disukai Israel sebagai mitra pembicaraan Annan yang selanjutnya akan ditemui Annan di Yerusalem. Dua hari lalu Annan juga meminta agar Israel menghentikan blokade laut dan udara sebagai syarat pelucutan senjata Hisbullah dan pengawasan ketat perbatasan Libanon ke Suriah. Tapi hal itu, menurut Annan sesuai kesepakatan dengan Beirut dan Damaskus bukanlah tugas pasukan PBB.