1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

240209 AI Israel Hamas

24 Februari 2009

Organisasi pemantau HAM Amnesty Internasional terbitkan laporan pelanggaran perang yang dilakukan Israel dan organisasi Palestina Hamas. Organisasi ini kritik aksi kedua pihak dalam perang di jalur Gaza yang terakhir.

https://p.dw.com/p/H0Cs
Bendera Israel dan HamasFoto: AP

Amnesty Internasional menuntut Perserikatan Bangsa Bangsa untuk mengembargo penjualan senjata terhadap Israel dan Hamas di Palestina. Tuntutan organisasi pemantau Hak Azasi Manusia itu didasari temuan bahwa kedua pihak yang bertikai melakukan pelanggaran perang.

Penelitian Amnesty Internasional tidak benar, begitu kilah juru bicara Israel, Mark Regev: "Laporan Amnesty itu salah, karena baik dasar argumennya maupun metoda pengumpulan informasinya bermasalah. Pertama, laporan ini berdasarkan informasi dari Hamas. Karenanya, informasi itu bermasalah. Banyak yang mempertanyakan kebenarannya. Kedua, laporan ini mengabaikan kompleksitas sebuah situasi perang. Hamas secara brutal menyalahgunakan rakyat, sebagai tameng hidup.”

Ketua tim penyelidik Amnesty menepis sangkalan Regev. Donatella Rovera menegaskan bahwa organisasinya tidak digunakan oleh Hamas: "Itu reaksi yang absurd dan aneh. Laporan itu penuh dengan fakta, foto dan angka-angka. Kami sendiri yang melakukan investigasi. Setiap orang yang telah membaca laporannya, bisa melihat bahwa laporan ini adalah hasil dari penyeledikan secara langsung yang serius.“

Selama operasi militer yang berlangsung selama tiga minggu itu, memang betul warga sipil Palestina di jalur Gaza digunakan sebagai tameng hidup, tapi oleh tentara Israel. Begitu tutur Donatella Rovera: "Tentara Israel menodongkan pistol, memaksa warga memasuki gedung guna memeriksa dan mencari jebakan atau ranjau. Kadang mereka di paksa memasuki rumah di mana para milisi bersenjata menunggu atau diam di dalam gedung tempat tentara Israel membentuk pos. Kami tidak menemukan tindakan serupa dari pihak Palestina.”

Tim investigasi Amnesty Internasional yang disertai seorang ahli senjata, menemukan sisa-sisa ledakan roket dan granat Israel di berbagai tempat, termasuk di sekolah-sekolah, rumahsakit, maupun perumahan warga. Di mana-mana di jalur Gaza bisa ditemukan fosfor putih sisa ledakan granat, yang kadang masih membara. Gempuran Israel menggunakan banyak sekali senjata yang tidak tepat dalam membidik sasaran, ungkap Donatella Rovera. Tambahnya, senjata berat seperti itu seharusnya tidak digunakan untuk kawasan perumahan, terutama yang padat penduduk.

Laporan Amnesty Internasional juga dikritik oleh Hamas, sebagai tidak adil dan berpihak. Rovera menjelaskan, pelanggaran perang Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya adalah penembakan roket ke wilayah Israel. Membidik warga sipil Israel, merupakan hal yang sama sekali tak bisa diterima dan melanggar hukum internasional. Ditambahkannya, sekitar 95 persen sisa-sisa senjata dan munisi Israel di Gaza berasal dari Amerika Serikat (ek)