Aliansi Militer Rusia Tiba di Kazakstan, AS Beri Peringatan
7 Januari 2022Bunyi ledakan dan tembakan bergema di jalan-jala kota Almaty, kota terbesar di Kazakstan, ketika aliansi pasukan militer yang dipimpin Moskow tiba pada hari Kamis (06/01) untuk membantu meredakan kerusuhan yang meletus di sana.
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa unit pertama pasukan Rusia dari aliansi CSTO yang dipimpin Moskow telah tiba di Almaty, setelah pemerintah Kazakstan meminta bantuan.
Presiden Tokayev telah meminta bantuan kepada Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), yakni aliansi militer Rusia, Belarus, Armenia, Kazakstan, Kirgistan, dan Tajikistan untuk stabilkan situasi di negaranya. Belum diketahui pasti berapa banyak pasukan yang dikerahkan ke Kazakstan.
Sementara negara-negara Barat telah meminta semua pihak di Kazakstan menahan diri. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) Ned Price memperingatkan pasukan Rusia di Kazakstan untuk tidak mengambil alih kontrol lembaga-lembaga negara.
"Amerika Serikat dan, sejujurnya, dunia akan mengawasi untuk setiap pelanggaran hak asasi manusia," kata Price.
Ribuan orang ditangkap
Kerusuhan di Almaty terus berlanjut sehari setelah setelah para pengunjuk rasa menyerbu beberapa gedung pemerintah. Laporan media lokal mengatakan bahwa pasukan keamanan telah memukul mundur demonstran dari gedung-gedung pemerintah, meski begitu dilaporakan kerusuhan terus meluas di tempat lain di kota.
Dilansir kantor berita AFP, tampak bangkai-bangkai kendaraan yang habis terbakar berserakan di jalan-jalan kota, beberapa gedung pemerintah hancur, dan selongsong peluru berserakan di atas halaman kediaman Presiden Kassym-Jomart Tokayev yang diserbu dan dijarah oleh pengunjuk rasa pada hari Rabu (05/01).
"Saya tidak tahu bahwa orang-orang kita bisa sangat menakutkan," kata Samal, seorang guru berusia 29 tahun, kepada AFP.
Kementerian Dalam Negeri Kazakstan mengatakan, polisi telah "bergerak maju membersihkan jalan-jalan," dan menahan sekitar 2.300 orang sejauh ini. Puluhan orang tewas, dan lebih dari 1.000 orang terluka dalam kerusuhan ini, dengan hampir 400 orang dirawat di rumah sakit dan dalam perawatan intensif.
Harga uranium melonjak
Kazatomprom, produsen uranium terbesar di dunia mengatakan pada hari Kamis (06/01) bahwa mereka tetap beroperasi secara normal meskipun kerusuhan terjadi di Kazakstan.
Harga uranium melonjak setelah kerusuhan di Kazakstan pecah yang awalnya didorong oleh protes menentang kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG). Harga uranium mencapai US$45,50 per pon pada Rabu (Rp637 ribu), tertinggi sejak tanggal 30 November dikutip dari Reuters.
"Penambangan uranium terus berjalan sesuai dengan rencana. Tidak ada penghentian. Perusahaan sedang memenuhi ekspor kontrak-kontraknya," kata juru bicara Kazatomprom.
Berdasarkan laman perusahaan, Kazatomprom memproduksi sekitar 23% uranium dunia pada tahun 2020.
Kenaikan harga BBM memicu kerusuhan
Pada tanggal 1 Januari lalu, pemerintah menaikkan harga LPG yang digunakan untuk kendaraan bermotor hingga dua kali lipat. Langkah itu memicu demonstrasi berulang di Almaty dan ibu kota Nursultan. Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Almaty dan di provinsi barat Mangystau memprotes bahwa kenaikan harga tidak adil mengingat Kazakstan adalah salah satu eksportir minyak dan gas terbesar.
Jaringan komunikasi termasuk sinyal telepon seluler, aplikasi pengirim pesan online, dan akses internet diblokir.
Pada Rabu (05/01), pemerintahan Perdana Menteri Askar Mamin telah mengundurkan diri dan Tokayev sudah mengumumkan keadaan darurat di Almaty hingga tanggal 19 Januari mendatang. Ia juga memberlakukan jam malam dan membatasi akses ke kota. Kazakstan juga menerapkan kembali batasan sementara harga maksimal LPG selama enam bulan ke depan.
rap/ha (AFP, Reuters)