AKP Pertahankan Mayoritas Mutlak di Turki
22 Juli 2007Antrian pemilih dalam pemilu parlemen Turki hari minggu sudah terlihat di banyak tempat beberapa jam sebelum tempat pemungutan suara dibuka. Tingkat partisipasi pemilu di Turki biasanya memang tinggi. Tempat pemungutan suara di kawasan Timur Turki dibuka jam 7 pagi waktu setempat. Di kawasan lain satu jam sesudahnya. Pemungutan suara berakhir jam 5 sore dan diberitakan berlangsung relatif tenang. Menurut laporan resmi, ada beberapa bentrokan kecil di kawasan Selatan dan Tenggara, sekitar 17 orang luka-luka.
Penghitungan suara langsung dilakukan setelah tempat pemungutan suara ditutup. Jajak pendapat sebelumnya sudah menunjukkan bahwa AKP dengan kandidat utama Perdana Menteri Recep Tayip Erdogan akan mempertahankan mayoritas mutlak di parlemen. Posisi Erdogan sebagai Perdana Menteri tidak akan goyah. Erdogan yang jadi sorotan media pada pemungutan suara mengatakan, pemungutan suara ini akan memperkuat demokrasi di Turki dan di Uni Eropa. Ini bukan hanya sinyal untuk Turki, melainkan juga untuk dunia.
Selama kampanye, partai-partai oposisi mengangkat isu nasionalisme dan kekhawatiran tentang sistem negara sekuler Turki. Oposisi menuduh Erdogan dan AKP bermaksud menerapkan sistem negara Islam di Turki. Namun AKP berulangkali membantah hal itu dan menyatakan komitmennya pada sistem demokrasi. AKP sendiri mengangkat isu kemajuan ekonomi Turki selama masa pemerintahannya. Memang selama pemerintahan Erdogan, perekonomian Turki maju pesat.
Menurut sistem pemilu Turki, hanya partai yang berhasil menembus ambang 10 persen akan masuk ke parlemen. Pada pemilu tahun 2002, AKP berhasil merebut 32 persen suara, sedangkan partai oposisi utama ketika itu, yaitu Partai Republik Rakyat Turki CHP hanya menduduki posisi kedua dan partai kanan nasionalis malah tidak berhasil masuk ke parlemen. Karena ambang batas 10 persen itulah, AKP lalu berhasil merebut mayoritas besar di parlemen dan akhirnya membentuk pemerintahan tunggal tanpa mitra koalisi dengan 352 dari seluruhnya 550 kursi di parlemen. Kali ini, partai CHP dan juga partai ultra nasionalis MHP akan masuk parlemen. Dengan hasil perolehan suara hari minggu kemarin, AKP tetap memiliki mayoritas mutlak di di parlemen.
Apakah pemilu ini akan memudahkan kompromi soal siapa yang akan jadi presiden Turki yang baru? Tadinya AKP bersikeras mencalonkan menteri luar negeri Abdullah Gül. Namun banyak kalangan menolak karena Gül juga berlatar belakang dari kubu Islam seperti Perdana Menteri Erdogan. Militer Turki menganggap ini ancaman terhadap sistem negara sekuler Turki dan terang-terang-an menentang pencalonan Abdullah Gül. Partai oposisi di parlemen Turki lalu melakukan aksi walk-out, padahal untuk memilih Presiden diperlukan mayoritas 2/3 suara anggota parlemen. Setelah Mahkamah Turki menyatakan pemilu presiden tidak bisa dilaksanakan secara legal tanpa keterlibatan anggota oposisi, Perdana Menteri Erdogan memutuskan mengajukan opsi pemilu parlemen dipercepat.
Sekalipun muncul lebih kuat di parlemen, AKP tetap tidak punya 2/3 mayoritas untuk bisa memilih presiden sendiri. Jadi, PM Erdogan tetap perlu aliansi jika ingin meloloskan calonnya. Erdogan sudah mengisyaratkan, ia akan mengupayakan kompromi agar situasi tidak buntu. Yang jelas, militer Turki tetap akan mengamati perkembangan terakhir dengan seksama dan berusaha memainkan pengaruhnya.