Ada Indikasi Penggunaan Senjata Kimia di Suriah
22 April 2014
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Jen Psaki menandaskan, Amerika Serikat sedang menyelidiki dugaan bahwa Pemerintah Suriah bertanggung jawab atas indikasi penggunaan senjata kimia dalam pertempuran di Suriah: "Kami memiliki indikasi adanya penggunaan bahan kimia beracun di kota Kfar Zeita“ Kota yang dimaksud itu merujuk pada daerah yang dikuasai pemberontak. Dalam konferensi pers ia menambahkan: "Jelas diperlukan investigasi tentang apa yang terjadi di sini."
Aktivis oposisi Suriah melaporkan bahwa ada helikopter-helikopter yang menjatuhkan gas klorin di Kfar Zeita pada tanggal 11 dan 12 April lalu. Duta besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power, mengatakan kepada televisi ABC -- dalam acara "This Week" tanggal 13 April -- bahwa serangan itu "tidak berdasar".
Fakta dihimpun
Psaki mengatakan Amerika Serikat masih berusaha untuk mengumpulkan fakta-fakta: "Kami menghimpun semua dugaan penggunaan bahan kimia dalam pertempuran dengan sangat serius," tandasnya. "Kami akan bekerjasama dengan dengan Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia atau Organization for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW), dalam pengawasan implementasinya dan menentukan apakah terjadi pelanggaran."
Tim penyelidikan PBB pada bulan Desember lalu menemukan adanya dugaan penggunaan gas sarin yang dipakai dalam pertempuran di Jobar, pinggiran Damaskus, pada bulan Agustus tahun lalu dan juga
di beberapa lokasi lainnya, termasuk di kawasan yang dikuasai pemberontak Damaskus di pinggiran Ghouta, di mana ratusan orang tewas. Serangan di Ghouta itu menyebabkan kemarahan internasional.
Pemerintah Suriah gagal memenuhi tenggat waktu 5 Februari untuk
memindahkan semua zat kimia --sekitar 1.300 ton-- ke luar negeri . Pekan lalu, OPCW mengatakan bahwa 65 persen dari senjata kimia Suriah telah dipindahkan dari negara itu. Senjata kimia yang paling berbahaya sedang dipindahkan ke kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang khusus dilengkapi dengan peralatan untuk menghancurkan bahan kimia di laut.
Di media sosial, aktivis pemberontak mem-posting foto dan video yang
menunjukkan penggunaan klorin di Kfar Zeita. Di lain pihak, pemerintah Suriah menuduh pemberontak yang menggunakan bahan kimia itu.
Pemilu awal Juni
Sementara itu, Suriah mengumumkan pemilihan presiden akan berlangsung pada tanggal 3 Juni mendatang. Berbagai kalangan menilai pemilu itu akan melapangkan jalan bagi Assad untuk melawan oposisi dan memperpanjang cengkeraman kekuasaannya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Jen Psaki menyebutkan pemilihan presiden yang diumumkan oleh Suriah itu sebagai "parodi demokrasi" tanpa kredibilitas.
ap/hp(dpa/afp/ap)